Rabu, 09 Oktober 2013

Pelanggaran Etika Bisnis Bank Century


Nasabah Bank Century yang jadi korban penipuan produk investasi akan mendatangi Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat. Para nasabah akan mengadukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Mereka menganggap LPS belum menanggapi laporan penipuan tersebut. Jika ternyata jawaban DPR mengecewakan, nasabah Bank Century bakal menempuh jalur hukum. "Banyak yang sudah mulai menghubungi pengacara untuk konsultasi," kata Gunawan Setiadi Martono, Koordinator Nasabah Bank Century kepada KONTAN, kemarin (8/2). Para nasabah ini umumnya adalah mereka yang terkena bujuk rayu staf pemasaran Bank Century yang menawarkan produk investasi keluaran PT Antaboga Deltasekuritas dengan iming-iming keuntungan tinggi. Nilai dana yang mereka setorkan bervariasi, ada yang Rp 100 juta sampai Rp 2 miliar. Selama ini para nasabah itu merasa kecewa dengan sikap direksi Bank Century. Nasabah merasa direksi Bank Century tidak mengacuhkan masalah mereka.

Direksi Bank Century sendiri mengaku tak tahu-menahu mengenai produk investasi tersebut. Mereka juga tetap berpendapat, penyelesaian persoalan investasi bodong tersebut mesti menunggu proses hukum terhadap pemegang saham pengendali Bank Century, yakni Robert Tantular. Polisi sudah menetapkan Robert Tantular sebagai tersangka dibalik kolapsnya Bank Century. Selain melanggar aturan perbankan, polisi menuduh Robert menggelapkan dana nasabah PT Antaboga Deltasekuritas. Ceritanya, pada 2000 silam Bank Indonesia melarang perbankan menjual produk investasi. Namun, Robert tetap menjajakan produk investasi Antaboga. Lewat Century, Antaboga menjual reksadana terproteksi dan produk kontrak pengelolaan dana (discretionary fund) dengan bunga yang tinggi. Dalam menjual produk investasi ini, Robert tetap menggunakan pengaruhnya di Bank Century. Investasi ini kemudian macet karena Robert dan tiga koleganya di Antaboga yang merupakan warga negara asing menggelapkan semua dana nasabah tersebut. Polisi masih terus menyelidiki ke mana Robert menyembunyikan uang nasabah itu. Polisi baru mengetahui bahwa sebagian uang nasabah mengalir ke Eropa. Namun, polisi belum bisa mengambilnya.

Manajemen baru PT Bank Century Tbk menargetkan akan menyelesaikan 32 debitor utama terkait kasus aset-aset bermasalah. Untuk tahap pertama, PT Bank Century Tbk akan memprioritaskan penyelesaian terhadap sepuluh debitor terbesar. Ke-32 debitor ini merupakan 'warisan' dari manajemen terdahulu, sebelum akhirnya Bank Century ditutup pemerintah. Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Bank Century Tbk Maryono, Kamis (22/1) di Jakarta. Kami telah membentuk tim penyelamatan aset untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Maryono, yang didampingi oleh Direktur Tresuri dan Pendanaan Ahmad Fajar, Direktur Operasional dan Teknologi Erwin Prasetio, dan Kepala Divisi Corporate Secretary Deddy Triyana. Pembenahan aset ini juga termaktub dalam program kerja perbaikan kondisi keuangan tahap awal, di samping pemulihan dan stabilisasi likuiditas, due dilligence atas kondisi keuangan, serta restrukturisasi balance sheet. Ketika ditanya mengungkapkan identitas ke-32 debitor beserta nilai nominalnya, Maryono masih enggan menyampaikannya. Pasalnya, lanjut Maryono, pihaknya masih menunggu hasil audit keuangan dan hukum.

ETIKA UTILITARIANISME Para nasabah ini umumnya adalah mereka yang terkena bujuk rayu staf pemasaran Bank Century yang menawarkan produk investasi keluaran PT Antaboga Delta sekuritas dengan iming-iming keuntungan tinggi. Nilai dana yang mereka setorkan bervariasi, ada yang Rp100 juta sampai Rp 2 miliar. Selama ini para nasabah itu merasa kecewa dengan sikap direksi Bank Century. Nasabah merasa direksi Bank Century tidak mengacuhkan masalah mereka. Direksi Bank Century sendiri mengaku tak tahu-menahu mengenai produk investasi tersebut. Mereka juga tetap berpendapat, penyelesaian persoalan investasi bodong tersebut mesti menunggu proses hukum terhadap pemegang saham pengendali Bank Century, yakni Robert Tantular.

ETIKA DEONTOLOGY Manajemen baru PT Bank Century Tbk menargetkan akan menyelesaikan 32 debitor utama terkait kasus aset-aset bermasalah. Untuk tahap pertama, PT Bank Century Tbk akan memprioritaskan penyelesaian terhadap sepuluh debitor terbesar. Ke-32 debitor ini merupakan 'warisan' dari manajemen terdahulu, sebelum akhirnya Bank Century ditutup pemerintah. 

ETIKA KAFFAH PT Bank Century berniat mengembangkan uang nasabah dengan cara investasi kepada lembaga sekuritas dan membayar uang nasabah walaupun secara bertahap dengan menargetkan 32 debitur utama. Kemudian membentuk tim penyelamatan aset untuk menyelesaikan masalah ini . Pembenahan aset ini juga termaktub dalam program kerja perbaikan kondisi keuangan tahap awal, di samping pemulihan dan stabilisasi likuiditas, due dilligence atas kondisi keuangan, serta restrukturisasi balance sheet, hal ini menunjukkan masih ada niat baik bahwa tanggung jawab social dunia dan akherat.

Sumber :
http://accounting-media.blogspot.com/2013/06/pelanggaran-etika-bisnis-bank-century.html

Teori Etika Bisnis

A. Etika

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. 

B. Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

C. Bisnis Sebuah Profesi Etis

a. Etika Terapan
Secara umum Etika dibagi menjadi :

1. Etika Umum
Berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bgmn manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.

2. Etika Khusus
Penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.


b. Etika Profesi

1. Pengertian Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam.

2. Prinsip-prinsip etika profesi

• Prinsip Keadilan
Prinsip ini terutama menuntut orang yg profesional agar dlm menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yang dilayani dalam rangka profesinya

• Prinsip Otonomi
Prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya. Karena hanya kaum profesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya, tidak boleh ada pihak luar yang ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut

Batas-batas prinsip otonomi :
• Tanggung jawab dan komitmen profesional (keahlian dan moral) atas kemajuan profesi tersebut serta (dampaknya pada) kepentingan masyarakat

• Kendati pemerintah di tempat pertama menghargai otonomi kaum profesional, pemerintah tetap menjaga, dan pada waktunya malah ikut campur tangan, agar pelaksanaan profesi tertentu tidak sampai merugikan kepentingan umum.

Sumber :
http://yuumenulis.wordpress.com/2012/11/07/teori-etika-etika-bisnis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika



Minggu, 09 Juni 2013

Teori Pembuatan Proposal


LATAR BELAKANG

Latar belakang masalah menguraikan alasan-alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian. Dalam latar belakang masalah secara tersurat harus jelas subtansi permasalahan (akar permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi. Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus gayut (relevan) dengan rumusan masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
  1. Penjelasan dan/atau alasan mengapa masalah dan/atau pertanyaan penelitian yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
  2. Beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah yang diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini merupakan penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya mengapa hal itu dilakukan.
  3. Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.

PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH

Setelah ditemukan apa yang menjadi fokus masalah, lalu diadakan perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi atau terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah.
Dalam merumuskan masalah penelitian ada 3 aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
  1. Substansi/isi masalah: harus berbobot dan orisinil. Berbobot artinya mempunyai nilai kegunaan walaupun tidak ada kriteria yang jelas, tetapi setidak-tidaknya dapat didekati dengan melihat kemanfaatan atau kegunaannya pada tiga hal yaitu apakah terjawabnya permasalahan, penelitian akan mempunyai nilai kegunaan teoritik, metodologi dan aplikatif. Orisinil artinya belum terjawab oleh teori maupun penelitian yang pernah dilakukan. Bila penelitian itu merupakan penelitian ‘replikasi’ dari penelitian yang sama tetapi dilakukan di tempat lain orisinilitas tetap ada karena menyangkut daerah tempat dilakukannya penelitian yang berbeda.
  2. Formulasi rumusan masalah: ada 2 hal penting yang harus diperhatikan yaitu: pertama rumusan masalah hendaknya diajukan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang mengandung setengah jawaban, diajukan dengan jelas, tajam dan akurat menyangkut inti masalah yang dikehendaki. Kedua rumusan yang dibuat mempermasalahkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
  3. Teknis: dalam hal ini perlu diperhatiakan kelayakan penelitian artinya apakah permasalahan yang telah dirumuskan dapat dijawab secara empirik dengan penelitian yang akan dilakukan.

HIPOTESIS

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Ada dua bentuk hipotesis yaitu:
  1. Hipotesis Penelitian; dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berpikir penelitian & landasan teori yang telah dipilih.
  2. Hipotesis Statistik dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika.

Sumber :

Metode Ilmiah



Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.


Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)



KARAKTERISTIK METODE ILMIAH
  1. Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
  2. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
  3. Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
  4. Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.



LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
  1. Masalah: berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.
  2. Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
  3. Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
  4. Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.
  5. Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.
  6. Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian atau pengujian secara kualitatif.
  7. Simpulan: Langkah terakhir adalah membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.
Sumber :


Hipotesis


Pengertian Hipotesis.
Pengertian Hipotesis Dalam Penelitian. Hipotesa berasal dari penggalan kata ”hypo” yang artinya ”di bawah” dan thesa” yang artinya ”kebenaran”, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembangan menjadi Hipotesa.
Pengertian Hipotesa menurut Sutrisno Hadi adalah tentang pemecahan masalah. Sering kali peneliti tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawaban melalui penelitian yang dilakukan.

Fungsi Penting Hipotesis :
  1. Untuk menguji teori
  2. Mendorong munculnya teori
  3. Menerangkan fenomena sosial
  4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian
  5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya :
  1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
  2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
  3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Jenis-jenis Hipotesa
Menurut Suharsimi Arikunto, jenis Hipotesa penelitian pendidikan dapat di golongkan menjadi dua yaitu :
  1. Hipotesa Kerja, atau disebut juga dengan Hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
  2. Hipotesa Nol (Null hypotheses) Ho. Hipotesa nol sering juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Bertolak pada pemikiran diatas dapat penulis kemukakan bahwa dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis kerja dan hipotesis nihil (nol).
  3. Hipotesis Kerja (H1)” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan Persamaan Linear ”.
  4. Hipotesis Nihil (H0)” Pembelajaran Matematika dengan Penerapan Model Sinektiks tidak efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa Penerapan Model Sinektiks Terhadap Proses Belajar Bidang Studi Matematika Sub Pokok Bahasan
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
1. Hipotesis harus menyatakan hubungan antar variabel.
2. Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
3. Hipotesis harus berhubungan dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.
4. Hipotesis harus dapat diuji.
5. Hipotesis harus sederhana.
6. Hipotesis harus dapat menerangkan fakta.

Sumber :

Proposal

BAB I 
PENDAHULUAN 

1.1 Latar Belakang Masalah 

Perekonomian dunia dewasa ini sering sedang mengalami goncangan yang cukup hebat. Hal ini terjadi akibat krisis hutang eropa yang tak kunjung berakhir, serta diperparah dengan adanya konflik di timur tengah yang berdampak langsung ke berbagai aspek kehidupan, khususnya aspek ekonomi, karena krisis yang berkepanjangan dapat mempengaruhi makin terpuruknya ekonomi dunia. 
Terpuruknya Negara-negara eropa ini justru berbanding terbalik dengan perekonomian asia yang merangkak naik sedikit demi sedikit. Dengan pertumbuhan ekonomi asia cukup baik, hampir semua investor menaruh perhatian terhadap pasar modal asia, karena pasar modal di asia memiliki peranan strategis dalam mencari keuntungan. 
Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar modal yang sedang berkembang (emerging market), yang perkembangannya sangat rentan terhadap ekonomi Negara sekitarnya. Era globalisasi menjadikan pasar modal di Indonesia lebih dapat diperhitungkan, karena dengan adanya era globalisasi membuat perusahaan di Indonesia menjadi lebih mandiri dan mampu untuk bersaing dengan Negara lainnya. 
Sama halnya dengan Indonesia, Negara lain seperti Jepang, Hongkong, dan Singapura juga terkena dampak globalisasi sehingga Negara-negara itu pun juga semakin mandiri dan dapat bersaing dengan ketat di bursa asia. 
Dengan persaingan sangat ketat dalam perdagangan barang dan jasa kali ini membuat para perusahaan harus meningkatkan taraf keuntungannya agar dapat meningkatkan derajat pasar modal di Indonesia. Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah ini, penulis tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS PENGARUH INDEKS BURSA ASIA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012”. 

1.2 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 

1.2.1 Rumusan Masalah 
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dari penelitian yang penulis ambil adalah sebagai berikut : 
1. Apakah Indeks Nikkei225 secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 
2. Apakah Indeks Hangseng secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 
3. Apakah Indeks Strait Times secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 
4. Apakah Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 

1.2.2 Pembatasan Masalah 
Ruang lingkup dari penelitian ini mencakup bidang ilmu pengetahuan ekonomi akutansi, khususnya yang membahas tentang pasar modal yang didalamnya mencakup Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 
Dalam penulisan ini, Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times sebagai variabel independen dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai variabel dependen. Batasan masalah tersebut adalah : 
1. Penulis hanya membahas mengenai empat variabel, dimana dari empat variabel tersebut dibagi menjadi dua variabel, yang pertama variabel independen yaitu Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times, sedangkan variabel yang kedua yaitu Indeks Harga Saham Gabungan. 
2. Periode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu tahun 2008 sampai 2012.

1.3 Tujuan Penelitian 

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan diatas maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah : 
1. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Nikkei225 secara parsial terhadap, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 
2. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Hangseng secara parsial terhadap, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 
3. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Strait Times secara parsial terhadap, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 
4. Untuk mengetahui pengaruh Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times secara bersama-sama terhadap, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 

1.4 Manfaat Penelitian 

Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama investor, sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Secara terperinci manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : 

1.4.1 Manfaat Penelitian Akademis 
Manfaat penelitian akademis yaitu manfaat yang dihasilkan dari sebuah penulisan yang berhubungan dengan akademisi. Dalam hal ini manfaat penelitian akademis yang berhubungan dengan penelitian yaitu salah satunya Akuntansi Keuangan, karena dapat membantu untuk lebih menyempurnakan statement bahwa indeks Negara lain juga dapat berpengaruh terhadap IHSG. 

1.4.2 Manfaat penelitian Praktis 
Manfaat penelitian praktis yaitu manfaat yang dihasilkan langsung dari sebuah penulisan ilmiah. Dalam hal ini manfaat penelitian praktis yaitu : 

1.4.2.1 Bagi Investor dan Emiten 
Bagi investor dan emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), hasil dari penelitian ini dapat membantu mereka dalam menentukan apakah akan menjual, membeli, ataukah menahan saham yang mereka miliki, berkenaan dengan perubahan Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times. Karena kesalahan dalam menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal, akan berakibat buruk bagi perusahaan atau investor, sehingga dapat mengalami kerugian apabila Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times, memang benar-benar berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

1.4.2.2 Bagi Pemerintah 
Dengan diketahuinya dampak dari Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), maka pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan meningkatkan pasar modal di Indonesia. Sehingga pengaruh yang telah atau akan terjadi dapat diantisipasi dan ditangani dengan sebaik-baiknya. 

1.4.2.3 Bagi penulis 
Bagi penulis sendiri, penelitian ini dapat membuka pengetahuan baru. Bahwa faktor-faktor pasar modal negara lain juga berpotensi mempengaruhi kinerja bursa saham di Indonesia, jadi tidak hanya faktor-faktor internal bursa itu sendiri saja. 

1.5 Metodologi Penelitian 

Penelitian metode pengumpulan data sangatlah penting, karena akan sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian yang dilakukan. Sedangkan pemilihan terhadap metodologi penelitian, akan tergantung pada masalah yang akan diselidiki. Dalam penulisan ini, penulis akan menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut : 

1.5.1 Objek Penelitian 
Objek penelitian ini menganalisis tentang pengaruh indekswww.idx.co.id periode 2008-2012. 

1.5.2 Jenis dan Sumber Data 
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber yaitu : Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), (www.idx.co.id), dan Yahoo Finance. 

1.5.3 Data dan Variabel 

1.5.3.1 Data 
Data-data yang digunakan penulis dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder yaitu data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan dari website Yahoo Finance yaitu Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times periode 2008-2012. 

1.5.3.2 Variabel 
Pada penelitian ini, variabel yang digunakan ada 4 yaitu, 3 variabel independen, dan 1 variabel dependen, diantaranya : 
1. Variabel independen (x) adalah variabel yang keadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya, variabel independen dalam penelitian ini : 
a. Indeks Nikkei225 
b. Indeks Hangseng 
c. Indeks Strait Times 
2. Variabel dependen (y) adalah variabel tidak bebas yang keadaannya merupakan sesuatu yang dipengaruhi / diakibatkan oleh variabel independen, variabel dependen dalam penelitian ini : 
a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 

1.5.4 Metode Pengumpulan Data 

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu dengan menggunkan metode Dokumentasi, karena penulis mengumpulkan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu, dan utuh. 

1.5.5 Hipotesis 

Hipotesis ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan di muka dengan menggunakan alat bantu Statistics Program and Solution service v 20 (SPSS v 20.0). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2012. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 
H1 Diduga bahwa variabel-variabel independen Indeks Nikkei225 (X1), Indeks Hangseng (X2), dan Indeks Strait Times (X3) secara bersama-sama terhadap variabel dependen, Indeks Harga Saham Gabungan (Y) di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 
H2 Diduga bahwa variabel independen Indeks Nikkei225 (X1) secara parsial terhadap variabel dependen, Indeks Harga Saham Gabungan (Y) di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012. 
H3 Diduga bahwa variabel independen Indeks Hangseng (X2) secara parsial terhadap variabel dependen, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (Y) tahun 2008-2012. 
H4 Diduga bahwa variabel independen Indeks Strait Times (X3) secara parsial terhadap variabel dependen, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (Y) tahun 2008-2012. 

1.5.6 Alat Analisis yang Digunakan 

Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen: Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), penulis menggunakan teknik analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) dengan alat bantu Statistical Product and Service solution v 20 (SPSS v 20.0) dengan model dasar sebagai berikut: 

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ε 

Dimana: 

Y = IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) 

α = Konstanta 

X1 = Indeks Nikkei225 

X2 = Indeks Hangseng 

X3 = Indeks Strait Times 

β1, β2, , β3 = koefisien regresi parsial untuk X1, X2,X3 

ε = disturbance error (faktor pengganggu/residual) 

1.6 Sistematika Penulisan 

Untuk memudahkan materi, maka penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: 

BAB I PENDAHULUAN : 

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang menjadi alasan penulis dalam pengambilan judul, selain itu penulis juga menguraikan rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan lain-lain. 

BAB II LANDASAN TEORI : 

Bab ini menguraikan teori yang berkenaan dengan materi penulisan yaitu, analisis pengaruh Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2012. Istilah rumus dan alat analisa yang di gunakan penulis, berkaitan dengan permasalahan tersebut. 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN : 

Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang di gunakan oleh penulis, yaitu metode deskriptif dan metode asosiatif. 

BAB IV PEMBAHASAN : 

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian penulis, dan juga analisis pembahasan yang di berhubungan dengan judul penulisan yaitu analisis pengaruh Indeks Nikkei225, Indeks Hangseng, dan Indeks Strait Times terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008-2012. 

BAB V KKESIMPULAN : 

Bab ini merupakan penutup atau bab akhir dari penulisan, disini penulis dapat mengambil kesimpulan dan memberikan saran dari analisis yang telah di lakukan. 

DAFTAR PUSTAKA 

Minggu, 28 April 2013

Data Dan Variabel

DATA 
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. 

Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi. 

Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekedar ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak. 

Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut: 
• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta 
• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi 
• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi 

intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan 

VARIABEL PENELITIAN 

Pengertian 
1. Suharsimi Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. 
2. Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti. 
3. Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. 
4. M. Nazir (1999:149) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. 
5. Variabel adalah gejala atau obyek penelitian yang bervariasi, contoh: 1) variabel jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), 2) variabel profesi (guru, petani, pedagang). 

Macam-macam Variabel 
1. Variabel Kuantitatif. 
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh: 
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir 
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan. 
b. Variabel kontinum 
1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai. 
2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km, 
sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km. 
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi. 
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian. 
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor). 
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). 
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen). 
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas. 
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen. 
5. Variabel Moderator. 
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan 
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai 
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri. 
6. Variabel Intervening (Antara). 
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen). 
7. Variabel Kontrol. 
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. 
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan 

Sumber :