Minggu, 11 November 2012

Sikap Motivasi Dan Mawas Diri

Menurut Cropley (1985) mendefinisikan motivasi sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu. Menurut H. Hadari Nawawi (2003) pengetian dari motivasi adalah suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu.

Setiap individu mempunyai motivasi dalam hidupnya. Mereka punya beragam alasan untuk mendapatkan sesuatu hal. Hidup memang harus dengan motivasi yang tinggi agar kita dapat mencapainya dengan semangat yang tinggi, sehingga saat kita terjatuh atau gagal kita dapat bangkit lagi. Jadi motivasi dapat dijadikan acuan kita untuk tidak pernah berputus asa dalam menggapai hal apapun.

Mawas diri menurut Marbangun Hardjowirogo ialah meninjau,ke dalam, hati nurani kita guna mengetahui benar tidaknya, suatu tindakan yang telah di ambil. Mawasdiri atau interospeksi adalah hal yang sangat penting dalam hidup manusia. Karena tanpa mawasdiri manusia tidak akan pernah  mengetahui  kekurangannya, tak akan pernah mengerti kelemahannya,  serta tak akan pernah bisa merasakan dosa-dosanya untuk mencapai kenaikan derajat. Derajat apa saja didunia dan di akherat. Mawasdiri atau interospeksi adalah evaluasi diri secara keseluruhan.Tanpa mawas diri atau interospeksi manusia tidak akan pernah mencapai prestasi.

Sumber :
http://amiedewi22.blogspot.com/2012/10/sikap-motivasi-dan-mawas-diri.html
http://irfiii.blogspot.com/2012/10/sikap-motivasi-dan-mawas-diri_6.html

Sumber Daya Konsumen Dan Pengetahuan

Sumber daya ekonomi pada dasarnya diartikan sebagai sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dapat memberikan manfaat serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources). Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi sumberdaya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non energi seperti misalnya : tembaga, nikel,aluminium,dll. Sumberdaya alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang tetap berupa deposit mineral (mineral deposits) diberbagai tempat dimuka bumi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya. sumberdaya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially renewable resources).

Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi mengenai berbagai produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pengetahuan akan produk merupakan kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Dari pengetahuan yang dimiliki ini konsumen akan tertarik pada produk yang memang diminati. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur merek produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.

Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.  Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tsb. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk.

Sumber :
http://yesamartha.blogspot.com/2012/10/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html
http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2012/10/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html

Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Menurut Kotler (2001:144):
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktorfaktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.

Proses pengambilan keputusan pembelian ada lima tahap yaitu a. pengenalan kebutuhan,b. pencarian informasi, c.pengevaluasian alternatif, d.keputusan pembelian, dan e. perilaku setelah pembelian

Tetapi pada faktanya banyak orang melakukan suatu pembelian dengan pandangan dari masing individu terhadap suatu produk yang di nilai baik.

faktor-faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
  1. Motivasi (motivation) = suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Persepsi (perception) = hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
  3. Pembentukan sikap (atitude formation) = penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
  4. Integrasi (integration) = kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang di ambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Sumber :
http://gultomhans.wordpress.com/2012/10/04/proses-pengambilan-keputusan-oleh-konsumen/
http://amiedewi22.blogspot.com/2012/10/proses-pengambilan-keputusan-oleh.html
http://inessworld.blogspot.com/2012/10/proses-pengambilan-keputusan-oleh.html

Pembelian


Pembelian merupakan salah satu bagian dari transaksi ekonomi. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323) Pembelian adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa. Pembelian dapat juga dikatakan sebagai pengadaan barang. Pembelian mempunyai dua maksud yaitu dapat untuk dikonsumsi sendiri atau pembelian dilakukan untuk dilakukan penjualan kembali. Dalam proses pembelian untuk konsumsi pribadi terdapat beberapa pihak yang terlibat yaitu:

  • Produsen sebagai pembuat barang
  • Distributor sebagai penyalur
  • Konsumen sebagai pembeli (tujuan akhir)

Ketiganya saling berhubungan satu sama lain sehingga bisa terjadi pembelian atau jual beli. Sekarang jika kita melihat pembelian dalam hal untuk perusahaan atau untuk berbisnis. 

Jenis-jenis Pembelian
Menurut sifat Manulang pembelian Dibagi dalam tiga macam pembelian, yaitu:
1) Hand-To-Mouth Buying (Pembelian yang Teratur)
Yaitu pembelian yang didasarkan atas besarnya kebutuhan sekarang. Maksudnya adalah untuk mencegah kerugian/keburukan yang diakibatkan oleh adanya persediaan bahan yang berlebih di gudang dan penggunaan modal dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
2) Speculative Purchasing (Pembelian Spekulatif)
Yaitu pembelian yang tidak didasarkan karena perlunya bahan itu dipergunakan dalam proses produksi sekarang, tetapi didasarkan karena suatu motif untuk mendapatkan keuntungan akan naiknya harga bahan pada waktu yang akan datang.
3) Forward Buying (Pembelian Sebelumnya)
Yaitu pembelian untuk memenuhi tersedianya bahan mentah secara continue agar perusahaan tidak sampai terganggu aktivitasnya karena tidak tersedianya bahan baku pada waktunya.
Proses pembuatan keputusan ini merupakan inti dari setiap masalah yang di hadapi oleh dunia bisnis. Bagian ini secara singkat membahas langkah – langkah pengambilan keputusan dalam dunia bisnis (lihat Samuelson & Marks, 1992). Secara umum proses pengambilan keputusan dibagi menjadi 6 langkah yaitu pembatasan masalah, penentuan tujuan, pencarian alternative, peramalan dampak, penentuan pilihan, dan penggunaan analisis sensivitas.

Sumber :
http://agraameilia.wordpress.com/2011/11/06/pembelian/
http://irfiii.blogspot.com/2012/11/pembelian.html

Minggu, 14 Oktober 2012

Evaluasi Alternatif Sebelum Melakukan Pembelian


Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:
1.  Harga

Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2.  Nama Merek

Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3.  Negara asal

Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
4.  Saliensi kriteria evaluasi

Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

Selain Kriteria evaluasi, pembelian juga dipengaruhi oleh pilihan konsumen tersebut. Tiga factor yang mempengaruhi pilihan konsumen adalah :

1. Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

2. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

3. Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen. penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.

Setelah mempelajari dan memahami criteria evaluasi diharapkan saat kita akan melakukan pembelian kita jangan langsung sembrono untuk membeli melainkan kita cermati apa yang membuat kita butuh terhadap barang tersebut.

Sumber :
http://rivaldiligia.wordpress.com/2011/12/14/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian/
http://riantopurba.blogspot.com/2012/10/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html